Sumber : LAKI-LAKI MUSLIM SEJATI ADALAH YANG MENEGAKKAN SHOLAT 5 WAKTU DI MASJID
Masih ingat dengan seorang sahabat Nabi yang tak dapat melihat? Yang
karenanya Allah lalu menegur Nabi dan menurunkan surat "A'basa"? Ia
adalah Abdullah bin Ummi Maktum Radiallahuanhu. Seorang sosok sahabat
yang senantiasa tawadlhu dalam menunaikan kewajibannya sebagai hamba
Allah.
Suatu ketika sahabat Nabi ini menghampiri baginda Rasulullah Saw. Ia
hendak meminta izin, untuk tidak mengikuti jama'ah shubuh, karena tak
ada yang menuntunnya menuju masjid. Setelah mendengar alasannya,
baginda Rasulpun bertanya: "Apakah engkau mendengar adzan?", Abdullah
lantas menjawab: "Tentu baginda", "Kalau begitu tidak ada keringanan
untukmu", tandas Rasul.
Layaknya hamba Allah yang senantiasa istiqomah dalam menjalankan
perintahNya. Abdullahpun sam'an wa tho'atan atas apa yang diperintahkan
Rasulullah Saw. Dengan mantap ia berazam untuk mendirikan jama'ah
shubuh di masjid,sekalipun dirinya harus meraba-raba dengan tongkat
untuk menuju sumber azan.
Keesokan harinya, tatkala fajar menjelang dan azan mulai berkumandang,
Abdullah bin Ummi Maktumpun bergegas memenuhi panggilan Ilahi. Tak lama
ketika ia mengayunkan kakinya beberapa langkah, tiba-tiba ia tersandung
sebuah batu, badannya lalu tersungkur jatuh, dan sebagian ongkahan batu
itu tepat mengenai wajahnya, dengan seketika darahpun mengalir dari
mukanya yang mulia.
Dengan cepat Abdullah kembali bangkit, sembari mengusap darah yang
membasahi wajahnya, iapun dengan mantap akan kembali melanjutkan
perjalanan menuju masjid. Selang beberapa saat, datang seorang sosok
lelaki tak dikenal menghampirinya, kemudian lelaki itu bertanya: "A'mmu
(paman) hendak pergi kemana?". "Saya ingin memenuhi panggilan Ilahi"
jawab Abdullah tenang. Lalu laki-laki asing itu menawarkan jasanya,
"Saya akan antarkan a'mmu ke masjid, lalu nanti kembali pulang ke
rumah". Lelaki itupun segera menuntun Abdullah menuju rumah Allah, dan
kemudian mengantarkannya kembali pulang.
Hal ini ternyata tidak hanya sekali dilakukan lelaki asing itu, tiap
hari ia selalu menuntun Abdullah ke masjid dan kemudian mengantarkannya
kembali ke rumah. Tentu saja Abdullah bin Ummi Maktum sangat gembira,
karena ada orang yang dengan baik hati mengantarnya salat berjama'ah,
bahkan tanpa mengharapkan imbalan apapun.
Hingga tibalah suatu saat, ia ingin tahu siapa nama lelaki yang selalu
mengantarnya. Ia lalu menanyakan nama lelaki budiman itu. Namun spontan
lelaki asing itu menjawab: "Apa yang paman inginkan dari namaku?",
"Saya ingin berdo'a kepada Allah, atas kebajikan yang selama ini engkau
lakukan", jawab Abdullah. "Tidak usah" tegas lelaki itu. "Paman tidak
perlu berdoa untuk meringankan penderitaanku, dan jangan sekali-kali
paman menanyai namaku" tegasnya. Abdullah terhentak dan terkejut atas
jawaban lelaki itu, Iapun kemudian bersumpah atas nama Allah, meminta
lelaki itu untuk tidak menemuinya lagi, sampai ia tahu betul siapa dan
mengapa ia terus memandunya menuju masjid dan tidak mengharapkan
balasan apapun.
Mendengar sumpah Abdullah, laki-laki itu kemudian berpikir panjang, ia
kemudian berkata: "Baiklah akan aku katakan siapa diriku sebenarnya.
"Aku adalah Iblis" jawabnya. Abdullah tersentak tak percaya, "Bagaimana
mungkin engkau menuntunku ke masjid, sedangkan dirimu menghalangi
manusia untuk mengerjakan salat?" Iblis itu kemudian menjawab: "Engkau
masih ingat ketika dulu hendak melaksanak salat shubuh berjama'ah,
dirimu tersandung batu, lalu bongkahannya melukai wajahmu?". "Iya, aku
ingat" jawab Abdullah. "Pada saat itu aku mendengar ucapan Malaikat,
bahwasannya Allah telah mengampuni setengah dari dosamu, aku takut
kalau engkau tersandung untuk kedua kali, lalu Allah menghapuskan
setengah dosamu yang lain" jelas Iblis. "Oleh karena itu aku selalu
menuntunmu ke Masjid dan mengantarkanmu pulang, khawatir jika engkau
kembali ceroboh lagi ketika berangkat ke Masjid"
Astaghfirullah, ternyata Iblis tak pernah rela sedikitpun melihat hamba
Allah menjadi ahli ibadah. Terbukti semua cara ia tempuh, hingga ia tak
segan untuk menggunakan topeng kebaikan
Dari sepenggal kisah sahabat diatas, tentu kita dapat mengambil
pelajaran dan memahami satu dari karakter Iblis, lalu bagaimana dengan
kita? masihkah berdiam diri, menunggu menjadi korban makhluk laknat
itu, atau kita mencoba melawan dengan memperbaiki diri dan terus
mendekatkan diri pada Ilahi?
Mulai saat ini marilah kita bersama-sama istiqomah dalam melakukan amal
kebaikan, agar kita terhindar dari tipu daya iblis laknatullahalaih,
semoga.
My Life - My Story
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
belajar, bekarya, berbagi bagi semua hanya itu yang aku bisa
untuk meraih mimpi menggapai menjadi diri sendiri
sebuah Inspirasi yang tertunda
aspirasi lama yang menguat dan telah hilang mencoba untuk di angkat kembali
0 komentar:
Posting Komentar